Muara Kasih Bunda
Bunda...
Engkaulah muara kasih dan sayang
Apa pun pasti kau lakukan
Demi anakmu yang kau sayang
Bunda tak pernahkah berharap budi balasan
Atas apa yang kau berikan
Untuk diriku yang kau sayang
Serta diriku dekat dengan Sang Tuhan
Penuh kasihmu dan sayang
Serta kau jauh dari jangkauan
Doamu terkabulkan
Doakan diriku Bunda
Karena kau sengaja kumembuat
Lemah hatimu terluka
Kuingin kau tahu Bunda
Betapaku mencintaimu lebih dari segalanya
Kumohon restu dalam hangatmu
Bahagiaku seiring doamu...
(Intan Purnama Sari)
Oh...sebuah puisi, saya terkejut. Tapi kenapa anak itu tidak hadir dalam sekumpulan "orang-orang aneh" ini. Kenapa saya menyebut sekumpulan "orang-orang aneh" karena orang yang konsentrasi dalam menulis itu melakukan sebuah cara khusus, di mana cara itu terkadang dinilai akan sedikit menyimpang dari kebiasaan. Sehingga seorang penulis, biasanya lebih peka dan mampu membaca keadaan.Karena Seorang penulis mampu membaca dan memikirkan yang tidak banyak dipikirkan oleh orang pada umumnya. Jadi bersiaplah kalian para siswa yang terkumpul di pertemuan ini, siap untuk dianggap orang aneh. Aneh yang tidak akan dilupakan sejarah, aneh yang selalu menjadi sorot, aneh yang selalu dimuliakan. Sebab keanehan itu terlahir dan memanfaat otak yang telah dianugrahkan oleh Allah pada kita, serta menjadikan kita sebagai makhluk yang paling mulia.
Intan telah mendahului beberapa teman yang sudah berkumpul dalam pertemuan "orang-orang aneh" itu. Intan telah melakukan konsentrasi terlebih dahulu. Kelisahan akan sosok ibu itu, membuat Intan mengonsentrasikan menjadi "Puisi", inspirasi yang menyita waktu dan pikirannya berhari-hari. Itulah proses kreatif yang dilalui seorang penulis.
